Minggu, 13 Januari 2019

Kejujuran itu pahit



      Kadangkala, rasa segan rasa takut membuat kita tidak mampu berkata jujur. Seolah, Ada beban menahan diri kita untuk mengucapkan apa yang ingin  kita ungkapkan. Kita gatal ingin membetulkan apa yang  kita rasa tidak sesuai dengan hati nurani, tapi kita  memilih untuk bungkam. Dan, ya,. memang lebih mudah berpura-pura semua baik-baik saja, lebih mudah untuk melanjutkan hidup dengan pura-pura tidak melihat kejahatan yang terjadi di sekeliling kita. Tapi, apakah itu berarti kita sudah melakukan hal yang benar? Bukankah yang lebih jahat dari seorang penjahat adalah orang baik yang membiarkan kejahatan itu tetap terjadi? Bukankah, orang-orang yang tidak jujurlah yang pada akhirnya menghancurkan negeri ini?


      Kalau sulit untuk berlaku jujur pada orang lain, coba jujur dulu pada diri sendiri. Berhenti membohongi hati sendiri, Jangan suka tapi bilang tidak suka; atau tidak suka, tapi malah bilang suka. Jangan pula membuat janji cuma karena perasaan tidak enak. Karena seperti kita tahu, beberapa "janji" mengenal kedaluwarsa; Ada kemungkinan sebuah "janji" tidak lagi berlaku ketika sebuah kisah telah berlalu, Janji setia sehidup-semati bisa saja dilanggar ketika dua manusia memutuskan untuk  berpisah. Janji takkan korupsi bisa jadi dilanggar asalkan uang yang diterima besar dan tidak ada yang melihat.

      Ah, bahkan yang paling simpel saja masih dilanggar : janji   untuk datang jam lima sore, tahu-tahu baru nongol jam tujuh malam
      Lantas, kenapa banyak sekali orang-orang yang   membuat janji? Tentu karena berjanji itu mudah. Tinggal menggerakkan lidah dan bibir, jadilah sebuah janji. Yang sulit itu mempertanggung jawabkan janji. Makanya, tidak   perlu membuat janji kalau memang tidak ada usaha untuk menepati. Karena yang paling menyebalkan dari  sebuah "janji" adalah: membuat seseorong menanti dan berekspektasi. Janji membawa seseorang pada pengharapan. Dan layakknya sayap, makin tinggi kita  dibawa terbang oleh harapan, makin sakit jatuhnya jika  apa yang kita harapkan mendadak hilang. Dan, janji yang  tak tertepati, apa bedanya dengan kebohongan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar